Makalah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
(Evaluasi
Dalam Pembelajaran; Tinjuan Islam dan Psikologi)
Disusun Oleh:
Sarmani, S.Pd.I
1302521121
Dosen Pengempu
Dr. Hidayat Ma’ruf, M.Pd
Dr. Hj. Romdiyah, M.Pd
( DISAMPAIKAN, HARI SENIN, 08/12/2014)
( DISAMPAIKAN, HARI SENIN, 08/12/2014)
PASCASARJANA IAIN ANTASARI
BANJARMASIN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap insan,
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air,
pendidikan menjadi penting karena pendidikan bisa mengubah perilaku seseorang,
bilamana dalam proses pendidikannya
baik. Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa pendidikan :
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar
peserta didik
secara aktif mampu mengembangkan segala potensinya
berupa kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,
serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya,
masyarakat,
bangsa dan negara[1].
Dari
pernyataan tersebut bahwa pendidikan menghujudkan proses pembelajaran yang
efektif, efesien dan inovatif sehingga dapat mengembangkan potensi anak didik,
sehingga terbentuklah anak didi yang mempunyai kekuatan spritual keagamaaan,
pengendalian diri, kpribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bilamana di hubungkan
pendidikan dan islam maka pendidikan dapat bermakna segala usaha untuk membentuk kepribadian yang sesuai
dengan ajaran Islam melalui bimbingan atau menuntun rohani jasmani[2].
Dalam
pendidikan tentu di dalamnya ada pembelajaran, pada pembelajaran memiliki beberapa komponen kompenen sebagai
berikut:
1. Tujuan pendidikan
2. Peserta didik
3. Pendidik
4. Bahan atau materi pelajaran
5. Pendekatan dan metode
6. Media atau alat
7. Sumber belajar
8. Evaluasi
Semua
komponen dalam sistem pembelajaran
saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya,
proses pembelajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif
berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara
berbagai komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut[3].
Dalam
merupakan satu kesatuan yang terlepaskan bilamana kita melihat pada komponen
evaluasi dalam pembelajaran
Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat
mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau
tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan-kemajuan dan kelemahan belajar
yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang
diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya
dilakukan pada tahap berikutnya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya
untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik menulis makalah
yang berjudul Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan psikologi dan Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang dikemukan dalam makalah ini adalah:
1.
Apa Pengertian Evaluasi
dalam Pembelajaran
2.
Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran dalam
tinjauan psikologi
3.
Bagaimana evaluasi
dalam pembelajaran dalam tinjauan Islam
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui
Evaluasi dalam pembelajaran
2.
Memahami evaluasi dalam
pembelajaran dalam tinjauan psikologi
3.
Memahami evaluasi dalam
pembelajaran dalam tinjauan islam
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Evaluasi
Dalam Pembelajaran
Aktivitas belajar, perlu diadakan evaluasi. Hal ini
penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang
telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui
kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan
penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak, serta dapat
merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya[4].
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Pengertian evaluasi dalam arti
luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan.[5]
Menurut Chabib Toha “evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak
ukur untuk memperoleh kesimpulan[6]”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah proses membandingkan suatu kegiatan di
lapangan dengan rencana yang telah dibuat untuk menentukan sampai
sejauhmana tujuan kegiatan tersebut
dapat dicapai. Proses ini terdiri
dari: (1) mengumpulkan data, (2) mempertimbangkan data tersebut dengan
menggunakan tolak ukur tertentu, dan (3) membuat keputusan berdasarkan data
untuk memilih alternatif.
Pada evaluasi dalam pembelajar atau disebut juga Evaluasi pembelajaran Secara umum
berfungsi sebagai suatu tindakan atau proses setidak- tidaknya memiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu: (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, dan (3)
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali[7].
B. Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan Islam
Evaluasi dalam tinjauan Islam adalah
suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktifitas di dalam
pendidikan Islam, dengan cara mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik
dalam menyampaikan materi pelajaran,
menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan
materi, metode, fasilitas dan sebagainya[8].
Adapun
evaluasi dalam tinjauan Islam ini merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat
komprehensif dari seluruh aspek-aspek mental-psikologis dan spiritual-religius,
karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang hanya
bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup
beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat[9].
Menurut
Zuhairini dan Abdul Ghofir pengertian
evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam, adalah: Evaluasi
pembelajaran pendidikan Islam mempunyai pengertian secara mikro dan makro.
Pengertian secara mikro evaluasi pembelajaran pendidikan Islam adalah evaluasi
perkembangan dan kemajuan siswa yang berupa pengetahuan sikap dan kecakapan
bertindak mengenai pokok-pokok bahasan yang telah ditetapkan pada Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Islam. Sedangkan pengertian secara makro
evaluasi pembelajaran pendidikan Islam adalah disamping kegiatan menilai pihak
siswa juga menilai pihak guru dan program pendidikan pengajaran agama[10]
Islam menaruh perhatian yang besar terhadap
evaluasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jika evaluasi dihubungkan dengan
kegiatan pendidikan memiliki kedudukan yang amat strategis, maka hasilnya dapat
digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan dalam bidang
pendidikan. Dalam berbagai firman Allah SWT memberitahukan kepada kita, bahwa
pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting
dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidikan[11]. Hal ini, misalnya
dapat dipahami dari ayat yang berbunyi sebagai berikut:
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß w zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇÌËÈ
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau,
tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"
Dari
ayat diatas yakni Allah mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya, yakni memberinya
benda-benda dan mengajarkan fungsi benda-benda. Setelah pengajaran Allah
dicerna oleh Adam as sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah memaparkan
benda-benda itu kepada malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu, jika kamu orang-orang yang benar dalam dugaan kau bahwa kalian
lebih wajar menjadi khalifah”.Para malaikat yang ditanya itu secara tutur
menjawab sambil mensucikan Allah, tidak ada pengetahuan bagi kami selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang maha
mengetahui lagi maha bijaksana. Maksudnya bukan karena Engkau tidak tahu,
tetapi karena ada hikmah diantara itu[12].
Pada
ayat tersebut termaktub beritahukanlah kepada mereka nama-namanya yakni benda
itu”. Perhatikanlah! Adam diperintahkan untuk “memberitahukan” yakni
menyampaikan kepada malaikat, bukan “mengajar” mereka, pengajaran mengharuskan
agar bahan pengajarannya dimengerti oleh yang diajarnya sehingga perlu
mengulang-ulangi pelajaran hingga benar-benar dimengerti, berbeda dengan
penyampaian atau berita yang tidak mengharuskan pengulangan dan berita harus di
mengerti[13].
Dari
ayat tersebut ada empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah SWT dalam ayat
tersebut bertindak sebagai guru memberikan pengajaran kepada Nabi Adam as;
kedua, para malaikat tidak memperoleh pengajaran sebagaimana yang telah
diterima Nabi Adam. Ketiga, Allah SWT memerintah kepada Nabi Adam agar
mendemonstrasikan ajaran yang diterima dihadapan para malaikat. Keempat, materi
evaluasi atau yang diujikan haruslah yang pernah diajarkan[14].
Evaluasi
dalam pembelajaran bilamana di pandang dari sudut hadist maka dapat di
gambarkan pada hadist yang di riwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى الل هُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadist diatas adalah menguji pemahaman sahabat,
tentang ajaran agama, rasulullah juga di evaluasi oleh allah melalui malaikat
jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW.
Ketika beliau sedang mengejar sahabat di suatu majlis. Malaikat jibril menguji
dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang iman,
islam dan ihsan.
C. Evaluasi
dalam Pembelajaran Dalam Tinjauan Psikologi
Psikologi dalam pembelajaran pada dasarnya adalah
membicarakan aspek – aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar, sedangkan evaluasi dalam pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk
mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa
psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi
belajar.
Istilah “kegiatan: di sini mencakup hal – hal sejak
dari :
1. Persiapan, pelaksanaan sampai pada follow up
2. Penetapan tujuan
3. Pemilihan jenis evaluasi
4. Pemilihan alat yang digunakan dalam evaluasi
5. Penyusunan materi/isi evaluasi itu sendiri.
Seorang evaluator yang memahami psikologi khususnya
dalam belajar akan senantiasa
memperhitungkan aspek – aspek psikologis anak yang akan dievaluasi sejak dari
persiapan sampai pada pelaksanaan dan tindak lanjutnya. Misalnya :
1. Kepada anak umur berapa evaluasi diberikan.
2. Kepada anak yang bermental, bagaimana
3. Kepada anak kelas berapa
4. Kepada anak yang berminat dalam bidang apa
Selanjutnya dalam follow up – nya pun aspek – aspek
psikologis tersebut harus tetap diperhitungkan. Misalnya : Jika anak ternyata
tidak berhasil dalam mengikuti evaluasi, kita tidak akan cepat mengatakan bahwa
si A adalah tolol, akan tetapi perlu dicari faktor – faktor penyebab sehingga
anak tersebut gagal dalam mengikuti evaluasi. Mungkin karena materi/bobot evaluasinya
tidak sesuai, barangkali kesehatan anak sedang terganggu dan sebagainya.
Sebaliknya seorang evaluator yang tidak memahami
pentingnya psikologi belajar, maka apa yang dilakukan dalam mengadakan evaluasi
biasanya hanya bersandar pada keinginan semata – mata, tanpa memperhitungkan
pada kemampuan anak maupun aspek – aspek lain yang semestinya diperhitungkan. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan psikologi belajar kita akan memiliki
dan memilih menyusun evaluasi secara tepat, memilih dan menyusun program
belajar – mengajar secara tepat, dapat memperhitungkan kemungkinan faktor –
faktor penghambat dan penunjang belajar anak, serta dapat membantu membimbing
dan mengatasi segala kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar. Pada
gilirannya kita akan dapat mengarahkan pertimbangan dan perkembangan anak
secara wajar dalam rangka mencapai tujuan hidup yang lebih baik[16]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
evaluasi adalah proses membandingkan suatu
kegiatan di lapangan dengan rencana yang telah dibuat
untuk menentukan sampai sejauhmana tujuan kegiatan tersebut dapat dicapai. Proses ini terdiri dari: mengumpulkan data, mempertimbangkan data tersebut dengan
menggunakan tolak ukur tertentu, dan membuat keputusan berdasarkan data untuk
memilih alternatif.
Evaluasi pembelajaran adalah keputusan-keputusan yang
diambil dalam proses pendidikan secara
umum baik mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan atau
yang menyangkut perorangan, kelompok,
maupun kelembagaan Pada evaluasi dalam pembelajar atau disebut juga Evaluasi pembelajaran Secara umum
berfungsi sebagai suatu tindakan atau proses setidak- tidaknya memiliki tiga
macam fungsi pokok, yaitu: mengukur kemajuan,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan
kembali.
evaluasi
dalam tinjauan Islam ini merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah
laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia
hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang hanya bersikap religious,
melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti
kepada Tuhan dan masyarakat.
Pada Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan Psikologi yaitu membicarakan aspek –aspek psikologi
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yang di hubungkan evaluasi dalam
pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan
belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala
kegiatan yang menyangkut evaluasi dalam pembelajaran,
B. Saran
Bagi evalator sangat penting untuk memahami dan
menerapkan psikologi dalam evaluasi khususnya dalam pembelajaran, karena
sehingga dalam mengambil keputusan sehingga mengevaluasi menjadi tepat,
nilai-nilai agama pun seharus di terapkan misalnya dalam agama Islam, anak didik diharapkan bukan saja
sosok pribadi yang hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu, dkk. “Psikologi
Belajar”, Jakarta : Rineka Cipta, 2013
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Mujib, Abdul
dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan
Islam,akarta: Kencana Prenada Media, 2006
Nata, Abuddin., Filsafat
Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Purwanto, M.
Ngalim, Prinsip –Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya,
2004
Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004
Saida Azma, Implementasi Evaluasi dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak AQIDAH Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) 3 MALANG,(skripsi), UIN
Malik Maulana Ibrahim Malang, 2011
Shihab,
M. Quraish, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an),
vol.3, Jakarta: Lentera Hati, 2000
Sukiman, “Pengembangan Sistem Evaluasi”. Yogyakarta : Insan Madani, 2012
Toha M.
Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996
Zuhairini, dan
Abdul Ghofur, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam Malang:
Universitas Negeri Malang (UM PRESS), 2004
_________Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2010
Website;
http://indrycanthiq84.wordpress.com
[2] Azma Saida, Implementasi Evaluasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
AQIDAH Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah
Negeri (Man) 3 MALANG,(skripsi), UIN Malik Maulana Ibrahim Malang,
2011
[3] http://indrycanthiq84.wordpress.com/pendidikan/komponen-komponen-pembelajaran-konsep-dasar-peserta-didik-pendidik-tujuan-dan-bahanmateri/ Di akses pada 19.00 Wib tanggal 18/11/2014
[5] M.
Ngalim Purwanto, Prinsip –Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), Cet Ke-12, h.3
[8]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu
Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.
211.
[10]
Zuhairini dan Abdul Ghofur, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam (Malang:
Universitas Negeri
Malang (UM PRESS), 2004), h. 123.
[11] Drs. H. Abuddin Nata, MA., Filsafat Pendidikan Islam I,
( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) , h. 134
[12] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan
Keserasian al-Qur’an), vol.3, Jakarta: Lentera Hati, 2000, hlm. 143-144
Posting Komentar