0
Makalah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
 (Evaluasi Dalam Pembelajaran; Tinjuan Islam dan Psikologi)







Disusun Oleh:
Sarmani, S.Pd.I
1302521121


Dosen Pengempu
Dr. Hidayat Ma’ruf, M.Pd
Dr. Hj. Romdiyah, M.Pd
( DISAMPAIKAN, HARI SENIN, 08/12/2014)


PASCASARJANA IAIN ANTASARI
BANJARMASIN
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap insan, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, pendidikan menjadi penting karena pendidikan bisa mengubah perilaku seseorang, bilamana dalam proses  pendidikannya baik. Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan :
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran  agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan segala potensinya berupa kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,  kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara[1].
Dari pernyataan tersebut bahwa pendidikan menghujudkan proses pembelajaran yang efektif, efesien dan inovatif sehingga dapat mengembangkan potensi anak didik, sehingga terbentuklah anak didi yang mempunyai kekuatan spritual keagamaaan, pengendalian diri, kpribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bilamana di hubungkan pendidikan dan islam maka pendidikan dapat bermakna segala usaha untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam melalui bimbingan atau menuntun rohani jasmani[2].
Dalam pendidikan tentu di dalamnya ada pembelajaran, pada pembelajaran  memiliki beberapa komponen kompenen sebagai berikut:
1.    Tujuan pendidikan
2.    Peserta didik
3.    Pendidik
4.    Bahan atau materi pelajaran
5.    Pendekatan dan metode
6.    Media atau alat
7.    Sumber belajar
8.    Evaluasi
Semua komponen dalam sistem pembelajaran  saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk  mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya, proses pembelajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif, dan produktif antara berbagai komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran tersebut[3].
Dalam merupakan satu kesatuan yang terlepaskan bilamana kita melihat pada komponen evaluasi dalam pembelajaran Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan-kemajuan dan kelemahan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik menulis makalah yang berjudul Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan psikologi dan Islam.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikemukan dalam makalah ini adalah:
1.      Apa Pengertian Evaluasi dalam Pembelajaran
2.       Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan psikologi
3.      Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan Islam
C.     Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui Evaluasi dalam pembelajaran
2.      Memahami evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan psikologi
3.      Memahami evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan islam



BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Pengertian Evaluasi Dalam Pembelajaran
Aktivitas belajar, perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya[4].
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu  evaluation. Pengertian evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang  sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.[5]
Menurut Chabib Toha “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan  dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan[6]
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses membandingkan suatu kegiatan  di  lapangan dengan rencana yang telah dibuat untuk menentukan sampai sejauhmana tujuan kegiatan tersebut  dapat dicapai.  Proses ini terdiri dari:  (1) mengumpulkan data,  (2) mempertimbangkan data tersebut dengan menggunakan tolak ukur tertentu, dan (3) membuat keputusan berdasarkan data untuk memilih alternatif.
Pada evaluasi dalam pembelajar atau disebut  juga Evaluasi pembelajaran Secara umum berfungsi sebagai suatu tindakan atau proses setidak- tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu: (1) mengukur kemajuan,  (2) menunjang penyusunan rencana, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali[7].
B.  Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan Islam
Evaluasi  dalam tinjauan Islam  adalah  suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktifitas di dalam pendidikan Islam, dengan cara mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,  menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan sebagainya[8].
Adapun evaluasi dalam tinjauan Islam ini merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat[9].
Menurut Zuhairini  dan Abdul Ghofir  pengertian  evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam, adalah: Evaluasi pembelajaran pendidikan Islam mempunyai pengertian secara mikro dan makro. Pengertian secara mikro evaluasi pembelajaran pendidikan Islam adalah evaluasi perkembangan dan kemajuan siswa yang berupa pengetahuan sikap dan kecakapan bertindak mengenai pokok-pokok bahasan yang telah ditetapkan pada Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Islam. Sedangkan pengertian secara makro evaluasi pembelajaran pendidikan Islam adalah disamping kegiatan menilai pihak siswa juga menilai pihak guru dan program pendidikan pengajaran agama[10]
Islam menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jika evaluasi dihubungkan dengan kegiatan pendidikan memiliki kedudukan yang amat strategis, maka hasilnya dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan dalam bidang pendidikan. Dalam berbagai firman Allah SWT memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidikan[11]. Hal ini, misalnya dapat dipahami dari ayat yang berbunyi sebagai berikut:
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ   (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇÌËÈ  
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"
Dari ayat diatas yakni Allah mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya, yakni memberinya benda-benda dan mengajarkan fungsi benda-benda. Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah memaparkan benda-benda itu kepada malaikat lalu berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu, jika kamu orang-orang yang benar dalam dugaan kau bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah”.Para malaikat yang ditanya itu secara tutur menjawab sambil mensucikan Allah, tidak ada pengetahuan bagi kami selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana. Maksudnya bukan karena Engkau tidak tahu, tetapi karena ada hikmah diantara itu[12].
Pada ayat tersebut termaktub beritahukanlah kepada mereka nama-namanya yakni benda itu”. Perhatikanlah! Adam diperintahkan untuk “memberitahukan” yakni menyampaikan kepada malaikat, bukan “mengajar” mereka, pengajaran mengharuskan agar bahan pengajarannya dimengerti oleh yang diajarnya sehingga perlu mengulang-ulangi pelajaran hingga benar-benar dimengerti, berbeda dengan penyampaian atau berita yang tidak mengharuskan pengulangan dan berita harus di mengerti[13].
Dari ayat tersebut ada empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah SWT dalam ayat tersebut bertindak sebagai guru memberikan pengajaran kepada Nabi Adam as; kedua, para malaikat tidak memperoleh pengajaran sebagaimana yang telah diterima Nabi Adam. Ketiga, Allah SWT memerintah kepada Nabi Adam agar mendemonstrasikan ajaran yang diterima dihadapan para malaikat. Keempat, materi evaluasi atau yang diujikan haruslah yang pernah diajarkan[14].
Evaluasi dalam pembelajaran bilamana di pandang dari sudut hadist maka dapat di gambarkan pada hadist yang di riwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى الل هُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadist diatas adalah menguji pemahaman sahabat, tentang ajaran agama, rasulullah juga di evaluasi oleh allah melalui malaikat jibril. Sebagaimana kisah kedatangan malaikat jibril kepada nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang mengejar sahabat di suatu majlis. Malaikat jibril menguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang iman, islam dan ihsan.


C.  Evaluasi dalam Pembelajaran Dalam Tinjauan Psikologi
Psikologi dalam  pembelajaran pada dasarnya adalah membicarakan aspek – aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, sedangkan evaluasi dalam pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi belajar.
Istilah “kegiatan: di sini mencakup hal – hal sejak dari :
1.    Persiapan, pelaksanaan sampai pada follow up
2.    Penetapan tujuan
3.    Pemilihan jenis evaluasi
4.    Pemilihan alat yang digunakan dalam evaluasi
5.    Penyusunan materi/isi evaluasi itu sendiri.
Seorang evaluator yang memahami psikologi khususnya dalam  belajar akan senantiasa memperhitungkan aspek – aspek psikologis anak yang akan dievaluasi sejak dari persiapan sampai pada pelaksanaan dan tindak lanjutnya. Misalnya :
1.    Kepada anak umur berapa evaluasi diberikan.
2.    Kepada anak yang bermental, bagaimana
3.    Kepada anak kelas berapa
4.    Kepada anak yang berminat dalam bidang apa
5.    Kepada anak yang latar belakang keluarganya bagaimana, dan lain – lain[15].
Selanjutnya dalam follow up – nya pun aspek – aspek psikologis tersebut harus tetap diperhitungkan. Misalnya : Jika anak ternyata tidak berhasil dalam mengikuti evaluasi, kita tidak akan cepat mengatakan bahwa si A adalah tolol, akan tetapi perlu dicari faktor – faktor penyebab sehingga anak tersebut gagal dalam mengikuti evaluasi. Mungkin karena materi/bobot evaluasinya tidak sesuai, barangkali kesehatan anak sedang terganggu dan sebagainya.
Sebaliknya seorang evaluator yang tidak memahami pentingnya psikologi belajar, maka apa yang dilakukan dalam mengadakan evaluasi biasanya hanya bersandar pada keinginan semata – mata, tanpa memperhitungkan pada kemampuan anak maupun aspek – aspek lain yang semestinya diperhitungkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan psikologi belajar kita akan memiliki dan memilih menyusun evaluasi secara tepat, memilih dan menyusun program belajar – mengajar secara tepat, dapat memperhitungkan kemungkinan faktor – faktor penghambat dan penunjang belajar anak, serta dapat membantu membimbing dan mengatasi segala kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar. Pada gilirannya kita akan dapat mengarahkan pertimbangan dan perkembangan anak secara wajar dalam rangka mencapai tujuan hidup yang lebih baik[16]












BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
evaluasi adalah proses membandingkan suatu kegiatan  di  lapangan dengan rencana yang telah dibuat untuk menentukan sampai sejauhmana tujuan kegiatan tersebut  dapat dicapai.  Proses ini terdiri dari:  mengumpulkan data,  mempertimbangkan data tersebut dengan menggunakan tolak ukur tertentu, dan  membuat keputusan berdasarkan data untuk memilih alternatif.
Evaluasi pembelajaran adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara  umum baik mengenai perencanaan, pengelolaan,  proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang  menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan Pada evaluasi dalam pembelajar atau disebut  juga Evaluasi pembelajaran Secara umum berfungsi sebagai suatu tindakan atau proses setidak- tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu: mengukur kemajuan,  menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
evaluasi dalam tinjauan Islam ini merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Pada Evaluasi dalam pembelajaran dalam tinjauan Psikologi yaitu membicarakan aspek –aspek psikologi yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yang di hubungkan evaluasi dalam pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan belajar maka dapat dikatakan bahwa psikologi belajar akan mendasari segala kegiatan yang menyangkut evaluasi dalam pembelajaran,





B.  Saran
Bagi evalator sangat penting untuk memahami dan menerapkan psikologi dalam evaluasi khususnya dalam pembelajaran, karena sehingga dalam mengambil keputusan sehingga mengevaluasi menjadi tepat, nilai-nilai agama pun seharus di terapkan misalnya dalam  agama Islam, anak didik diharapkan bukan saja sosok pribadi yang hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
























DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. “Psikologi Belajar”, Jakarta : Rineka Cipta, 2013
Arief, Armai,  Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir,  Ilmu Pendidikan Islam,akarta: Kencana Prenada Media,  2006
Nata, Abuddin., Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip –Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja  Rosdakarya, 2004
Rosyadi,  Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Saida Azma, Implementasi Evaluasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak AQIDAH Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah  Negeri (Man) 3 MALANG,(skripsi), UIN Malik Maulana Ibrahim Malang, 2011
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an), vol.3, Jakarta: Lentera Hati, 2000
Sukiman, “Pengembangan Sistem Evaluasi”. Yogyakarta : Insan Madani, 2012
Toha M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996
Zuhairini, dan Abdul Ghofur, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam  Malang:  Universitas  Negeri Malang (UM PRESS), 2004
_________Sistem Pendidikan Nasional  No. 20 Tahun 2003,  Bandung: Fokus Media, 2010
Website;
http://indrycanthiq84.wordpress.com



[1]Sistem Pendidikan Nasional  No. 20 Tahun 2003, ( Bandung: Fokus Media, 2010) ,  h. 2.
[2] Azma Saida, Implementasi Evaluasi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak AQIDAH Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah  Negeri (Man) 3 MALANG,(skripsi), UIN Malik Maulana Ibrahim Malang, 2011
[4] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk. “Psikologi Belajar”. (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 198
[5] M. Ngalim Purwanto, Prinsip –Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,  (Bandung: Remaja  Rosdakarya, 2004), Cet Ke-12, h.3
[6] M. Chabib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan ( jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996). h. 27
[7] ibid. h. 58.
[8] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,  Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media,  2006), hlm. 211.
[9] Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 284.
[10] Zuhairini dan Abdul Ghofur, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam  (Malang:  Universitas  Negeri Malang (UM PRESS), 2004), h. 123.
[11] Drs. H. Abuddin Nata, MA., Filsafat Pendidikan Islam I, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) , h. 134

[12] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an), vol.3, Jakarta: Lentera Hati, 2000, hlm. 143-144

[13] Ibid,  h. 148
[14] Drs. H. Abudin Nata, Op.Cit., h. 134-135

[15] Abu Ahmadi, dkk. Op.Cit. . h.203  

[16] Ibid., h.,  204

Posting Komentar

 
Top