0
 Makalah
EVALUASI PENDIDIKAN
 (Konsep dan Pengukuran Reliabilitas)



Disusun Oleh:
Sarmani, S.Pd.I
1302251121


Dosen Pengempu
Dr. Dina Hermina, M.Pd
Dr. Hj. Nuril Huda, M.Pd
( DI SAJIKAN PADA HARI SELASA, 09/12/2014)

PASCASARJANA IAIN ANTASARI
BANJARMASIN
2014

A.  Konsep Realiabilitas
keandalan (reliability) berasal dari kata rely,  yang artinya percaya dan reliabel artinya dapat dipercaya kata percayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar secara konsisten[1].  Kata reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. seseorang dikatakan dapat percaya jika orang tersebut selalu bicara ajek (konsisten), tidak berubah ubah bicaranya dari waktu ke waktu.  demikian juga halnya dengan  sebuah tes, tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apabila diteskan berkali kali. Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka siswa akan berada dalam urutannya.  (rangking)yang sama atau ajek dalam kelompoknya[2].
beberapa ahli memberikan batasan reliabilitas menurut thorndike dan hagen reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Hopskin dan anies  menyatakan realibilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada suatu objek maupun sejumlah objek. Kerlinger memberikan beberapa batasan tentang reliabilitas yaitu reliabilitas dicapai apabila kita mengukur  objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa akan memberikan hasil yang sama atau serupa, reliabilitas dicapai apabila ukuran diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran yang sebenarnya untuk sifat yang diukur dan keandalan dicapai dengan meminimalkan galat  pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur. dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan dengan kemampuan alat ukur untuk melakukan pengukuran secara cermat, reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran akan menghasilkan ukuran yang sebenarnya alat ukur yang akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten karena pengukurannya menghasilkan galat yang minimal[3].

B.  Macam-Macam Reliabilitas
1.    Reliabilitas dengan tes-retes
Reliabilitas test retest tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Test retest menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan suatu tes evaluasi yang dilakukan dua kali atau lebih sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, evaluator  tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tempat pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa  test lagi dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes- tes tersebut seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur. Realibilitas test retest ini penting khususnya ketika digunakan untuk menentukan predikator misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah ubah secara signifikan ketika diberikan kepada responden. Pemakaian reliabilitas test retest juga tepat ketika  bentuk tes alternatif  lainnya tidak ada. Dan ketika tampak bahwa seorang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat  atas jawaban tes yang pertama. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya jika item-item adalah banyak mengandung faktor sejarah dibandingkan bentuk jawaban ilmu pengetahuan aljabar misalnya[4].
Reliabilitas test retest dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
a.     selenggarakan test pada satu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana
b.    setelah selang waktu tertentu misalnya satu minggu atau 2 minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.
c.    Korelasikan hasil kedua tes tersebut[5].



2.    Reliabilitas Bentuk Ekivalensi
Sesuai dengan namanya yaitu ekivalensi, maka  tes evaluasi yang hendak diukur dibuat identik dengan tes acuan setiap penampilannya kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama mempunyai jumlah item yang sama struktur yang sama mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk cara penskoran dan interpretasi yang sama. Dari semua kondisi yang direncanakan sebagai ekivalen diatas,  idealnya jika satu kelompok mengambil dua tes tersebut maka rerata skor  maupun variabelitas skor  yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama.  Jika dikehendaki sebenarnya, kita dapat memiliki,  mengambil sampel,  item yang berbeda dari ranah  tingkah laku yang sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah pemberian skor tergantung item pilihan atau pada penampilan asa item item yang dapat digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dari setiap setnya menggambarkan ranah yang setaraf[6].  
Adapun langkah-langkah melaksanakan realiabitas secara ekivalen sebagai berikut:
a.       Tentukan subjek sasaran yang hendak dites
b.      Lakukan tes yang dimaksud subjek sasaran tersebut
c.       Administrasi hasilnya secara baik
d.      Dalam waktu yang tidak terlalu lama pengetesan untuk yang kedua kalinya pada kelompok tersebut
e.       Korelasikan kedua hasil set skor[7]

3.    Reliabilitas Dengan Belah Dua
Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsisten internal. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah salah satu tipe realibitas di dasarkan pada keajegan dalam setiap item evaluasi. Reliabilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya memerlukan waktu satu kali.

Cara melakukan realibitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
a.    Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.
b.    Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar jumlah item yang paling umum dengan membagi item dengan nomor ganjil dan genap pada kelompok tersebut.
c.    Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.
d.   Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan tehnik pengukuran.
Dalam buku Pengukuran dalam Bidang Pendidikan karya Djaali dan Pudji Moljono menyatakan bahwa macam-macam reliabilitas ada 2 macam yaitu[8]:
1.    Reliabilitas Konsistensi Tanggapan
Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapan responden atau objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakonsistenan, maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan keadaan obyek yang sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah mantap atau konsisten, maka tes/instrument tersebut harus diuji kepada obyek ukur yang sama secara berulang-ulang.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu :
a.    Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
b.    Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
c.    Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
2.    Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item
Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.. Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas yang rendah.
Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan 3 rumus  yakni :
a.    Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
b.    Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.
c.    Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.

C.  Koefisien Realibitas
Di dalam Realibitas terdapat memiliki ukuran dalam keajegan dalam tes,  nilai koefisien adapun mengacu pendapat Guilford di kutip Russfendi yang di tulis dalam buku Evalusi Pembelajaran karya Asep Jihad dan Abdul Haris, sebagai berikut:[9]
1.    r ≤  0,20                                     = Reliabilitas : sangat rendah
2.    0, 20 r  < 0,40                            = Reliabilitas : Rendah
3.    0,40 r < 0,70                              = Reliabilitas : sedang
4.    0,70 r < 0,90                              = Reliabilitas : Tinggi
5.    0,90 r < 1,00                              = Reliabilitas : Sangat tinggi  
Bahwa koefisien reliabilitas adalah rasio dari variansi skor sebenarnya. dengan variansi skor amatan. Untuk reliable tes yang sempurna,[10].
Menurut Sukardi koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi diantaranya sebagai berikut :
1.    Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur.
2.    Penyebaran skor, koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabel.
3.    Kesulitan tes, tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4.    Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama. [11]         
Adapun Uji reliabilitas untuk dengan rumus sebagai berikut[12]:



[1] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Jogjakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 153
[2] Eko Putro Widoyoko, evalusi program Pembelajaran, ( Jogjakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 99
[3] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Op.Cit, h, 154
[4] Sukardi, evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Op.CIt.  45
[5] Ibid
[6] Ibid, h. 46
[7] Ibid, h. 47
[8] Djaali, dan Puji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 56.
[9] Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, ( Jogjakarta: Multi Pressindo, 2012) h. 181
[10] http://l-abaci.blogspot.com/2013/05/reliabilitas.html di akses pada pukul 21.00 Wib tanggal 19/11/2014
[11] Sukardi, evaluasi pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Op.CIt.  51

[12]www.staff.uny.ac.id di akses pukul 21.30 wib pada tanggal 19/11/2014

Posting Komentar

 
Top