0

di sajikan oleh : Sarmani 
kelas C ( khusus)
TGL: ( Belum di presentasikn ) 

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan sampai saat ini masih dipandang sebagai  sarana pertama dan utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tangguh. Melalui pendidikan diharapkan semua potensi perserta didik  bisa berkembang secara maksimal sesuai dengan tujuan pembangunan dan falsafah hidup bangsa. Hal ini tidak lain karena pendidikan merupakan penggerak utama (prima mover) bagi pembangunan[1] dan diharapkan mampu membentuk watak bangsa (nation character building) yang kuat dan cerdas. Masyarakat yang kuat dan cerdas memberi nuansa yang kuat dan cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian[2]. Dari proses pendidikan pula diharapkan terjadinya  sebuah proses pembudayaan (inculturation) agar manusia mampu hidup dalam suatu budaya tertentu[3] Dengan demikian pendidikan Islam harus mampu menempatkan dirinya
sebagai suplemen dan komplemen bagi pendidikan nasional[4].
Pemimpin tidak hanya betanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan madrasah, akan tetapi keadaan lingkungan madrasah dengan kondisi dan situasinya serta hubungannya dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung
jawabnya pula. Inisiatif dan kretifitas yang mengarah pada perkembangan dan kemajuan madrasah adalah merupakan tanggung jawab kepala madrasah terhadap
lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang efektif merupakan realisasi perpaduan bakat dan pengalaman kepemimpinan dalam situasi yang berubah-ubah karena berlangsung melalui interaksi antar sesama manusia.




Maka begitu pentingnya kepemimpinan itu dalam kehidupan manusia, Rasulullah SAW  bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالإِِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Masing-masing kamu adalah pengembala (pemimpin) dan masing-masing kamu harus bertanggung jawab atas kepemimpinanmu itu….” (H.R Bukhari)
Dalam hadits tersebut memberikan interpretasi tentang kepemimpinan, bahwa manusia dituntut untk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Dalam memanfaatkan kepemimpinan ini potensi akan bertumbuh dan berkembang
dengan baik apabila dikembangkan dengan niat baik dan i’tikad yang baik pula.     Agar tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan pemimpin yang mengerti akan komitmen yang menjadi tujuan tersebut. Karena pendidikan mengandung nilai-nilai yang besar dalam kehidupan manusia baik di dunia maupun di akherat yaitu nilai-nilai ideal.
Madrasah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan Nasional tentu memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius. Karena itu, kepemimpinan
madrasah ke depan dengan perubahan masyarakat yang semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif, inovatif dan dinamis. Kepala madrasah yang sekedar bergaya menunggu dan terlalu berpegang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara struktural dan tidak berani melakukan inovasi
untuk menyesuaikan tuntutan masyarakatnya, akan ditinggalkan oleh peminatnya.
Pada masyarakat yang semakin berkembang demikian cepat dan didalamnya terjadi kompetisi secara terbuka selalu dituntut kualitas pelayanan yang berbeda
dengan masyarakat sebelumnya[5].
Suatu lembaga pendidikan tidak akan berkembang dengan baik jika kepemimpinan kurang diperhatikan. Kepemimpinan yang sangat efektif akansangat menopang keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu
lembaga pendidikan memerlukan seseorang yang mampu dan tangguh dalam memimpin dalam sebuah lembaga. Seseorang inilah disebut dengan pemimpin pendidikan atau dalam suatu lembaga  pendidikan formal disebut kepala sekolah/madrasah.
kepemimpin menjadi penentu utama. terjadi proses dinamisi  sebuah pendidikan, efektifitas kepemimpnan tidak lepas dari berbagai aspek yang turut membangun terjadi efektivitas kepemimpinan sehingga mutu pendidikan dapat di capai. pemimpin pendidikan menjadi unsur yang sangat penting, bagi berlangsungnya dinaminasi pendidikan.
Madrasah selama ini mengalami perkembangan yang sangat pesat terbukti banyaknya madrasah saling berkompetisi meningkatkan kualitas pendidikan, banyak berdiri madrasah unggulan di nusantara ini dasarnya  bertujuan meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapai era globalisasi.  Dalam era globalisasi ini diharapkan madrasah menghasilkan lulusan yang  memahami bahkan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil sekaligus siap hidup dan bekerja di masyarakat dalam pancaran dan kendali, ajaran dan  nilai-nilai Islam[6].
            Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal menyajikan mata pelajaran umum dan agama sesuai dengan SKB 3 Menteri (Menteri Keagamaan, Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri), bahwa madrasah mempunyai porsi 70% pengetahuan umum, dan 30% pengetahuan agama. tetapi hal tersebut dipahami secara simbolik-kualitatif  dan bukan substansial-kualitatif, sehingga lagi-lagi out putnya mandul, penguasaan pengetahuan umum masih dangkal dan pengetahuan agamanya tidak jauh berbeda[7].
            Berpijak dari latarbelakang di atas maka penulis, tertarik mengangkat judul sebagai berikut: “Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam Pada Madrasah




B.  Rumusan Masalah
Dari latarbelakang yang dikemukakan permasalahnya sebagai berikut:                
1.    Apa pengertian Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam dn Madrasah ?
2.    Bagaimana Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam Pada Madrasah?

C.  Tujuan Makalah
      Adapun tujuan makalah ini adalah
1.    Untuk mengetahui dan memahami kepemimpinan lembaga pendidikan islam dan madrasah
2.    Untuk mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam Pada Madrasah

























BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Pengertian Kepemimpinan Lembaga pendidikan Islam dan Madrasah
1.    Pengertian Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam
Pengertian kepemimpinan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Oleh karena itu penulis akan membahas pengertian kepemimpinan secara umum sebelum membahas pengertian kepemimpinan yang khusus dalam bidang pendidikan.
Kata pemimpin dalam bahasa Inggris sering disebut  leader dari akar  kata  to lead dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau  leadership. Dalam kata kerja  to lead terkandung beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu bergerak lebih cepat, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran / pendapat orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Dengan demikian seorang pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan pikiran / pendapat, membimbing, menuntun, dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya[8].
Dalam Islam istilah kepemimpinan sering diidentikkan dengan istilah  khilafah dan orangnya disebut  khalifah dan Ulil amri orangnya disebut  amir  (pemegang kekuasaan). sedangkan kepemimpinan secara terminologis seperti  banyak dikemukakan oleh para pakar diantaranya menurut Suprayogo: kepemimpinan adalah proses mempengaruhi akrivitas orang individu atau group untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktivitas individu / kelompok, pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat  dan kerakteristiknya dan tujuannya tidak lain adalah meningkatkan produktivitas dan moral kelompok[9].


Nur Zazin Mengutip Mahdi mengenai makna hakiki kepemimpinan dalam islam adalah mewujudkan khilafah di muka bumi demi mewujudkan kebaikan dan reformasi[10],demikain juga diutusnya Rasul kemuka bumi juga memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya. dan karenanya tidak satupun ummat eksis kecuali Allah mengutus Orang-orang mengoreksi akidah dan meluruskan  penyimpangan pada individ ummat tersebut[11]. Adapun Firman Allah Swt dalam QS. An-Nahl : 36

ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqß§ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# ( Nßg÷YÏJsù ô`¨B yyd ª!$# Nßg÷YÏBur ïÆ¨B ôM¤)ym Ïmøn=tã ä's#»n=žÒ9$# 4 (#r玍šsù Îû ÇÚöF{$# (#rãÝàR$$sù y#øx. šc%x. èpt7É)»tã šúüÎ/Éjs3ßJø9$# ÇÌÏÈ  
36. dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

Nur Zazin dalam mahdi mengemukakan pendapat Ibnu Taimiyah yaitu "wajib di ketahui bahwa memimpin urusan manusia termasuk kewajiban terbesar agama, bahkan tidak akan tegak agama kecuali dengannya... " betapa besar peran pemimpin dalam lembaga islam di samping sebagai tugas duniawi, dalam islam pemimpin merupakan sebuah kewajiban  dalam pertanggung jawaban, sebab dengan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, maka agama akan menjadi tegak[12]
Adapun secara terminalogi mengenai kepemimpinan menurut pakarnya  diantaranya menurut Suprayogo yaitu  kepemimpinan adalah proses mempengaruhi akrivitas orang individu atau group untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Dalam mempengaruhi aktivitas individu / kelompok, pemimpin menggunakan kekuasaan, kewenangan, pengaruh, sifat  dan kerakteristiknya dan tujuannya tidak lain adalah meningkatkan produktivitas dan moral kelompok[13].
Sedangkn lembaga Secara etimologi lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu: 1) pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan 2) pengertian secara non-fisik, non-materil, dan abstrak[14]
Dalam bahasa inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata[15].
Dalam bahasa inggris, lembaga disebut institute (dalam pengertian fisik), yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata[16]
Adapun lembaga pendidikan islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian yang abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penananggung jawab pendidikan itu sendiri[17].
 Jadi penjelasan diatas mengenai kepemimpinan dan lembaga pendidikan Islam dapat di artikan bahwa kepemimpinan lembaga pendidikn Islam dalah seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan  menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran, agar segenap kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran pada suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam.

2.    Pengertian Madrasah
Madrasah merupakan ism makan dari kata darasa yang berarti belajar. Jadi madrasah berarti tempat belajar bagi siswa / mahasiswa (umat Islam). Karenanya, istilah madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga bisa dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan lain-lain. Bahkan juga seorang ibu bisa dikatakan sebagai madrasah Pemula[18].
Tempat-tempat tersebut dalam sejarah lembaga-lembaga pendidikan Islam memegang peranan sebagai tempat belajar bagi  umat Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, kata madrasah secara teknis mempunyai arti atau konotasi tertentu, yaitu suatu gedung atau bangunan tertentu yang lengkap dengan segala sarana dan fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar[19]
Sedangkan madrasah menurut  Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri No. 6 tahun 1975 dan No. 037/U/1975 antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri dimaksud dengan madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kuranya 30 % disamping mata pelajaran umum, meliputi Madrasah Ibtidaiyah setingkat dengan Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP dan Madrasah Aliyah setingkat SMA.[20].

A.  Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam Pada Madrasah
1.    Persyaratan  Kepribadian  Kepemimpinan lembaga Pendidikan pada Madrasah   .
Sebagai  seseorang pemimpin, tentu saja diharapkan memiliki kelebihan-kelebihan daripada orang yang dipimpinnya.Oleh karena itu  kepemimpinan pada  madrasah nantinya selalu berhadapan dengan orang lain dalam konteks sosial, maka ia harus memiliki  persyaratan kepemimpinan  kepribadian tertentu.
Pada Skripsi saudara Abu Hasan mennyatakan Persyaratan  tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi antara  lain :
a.    Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
b.    Percaya diri sendiri dan bersifat membership
c.    Cakap bergaul dan ramah tamah
d.   Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik
e.    Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
f.     Memiliki keahlian atau keterampilan di dalam bidangnya.
g.    Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
h.    konsekuen dan bijaksana.
i.      Memiliki keseimbangan /kestabilan emosional dan bersifat sabar
j.      Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
k.    Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab
l.      Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya  Bijaksana dan berlaku adil
m.  Disiplin
n.    Berpengetahuan dan berpandangan luas


o.    Sehat jasmani dan rohani[21]
Agar lebih jelasnya    akan penulis uraikan satu persatu dari persyaratan kepribadian kepemimpinan pada madrasah  tersebut diatas, sebagai berikut:
a.    Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang baik
Seseorang pemimpin harus mampu menganalisa masalah yang dihadapi organisasinya. Kemampuan itu memungkinkan  pemimpin mengarahkan pemikiran anggotanya dalam menyusun perencanaan dan menetapkan keputusan yang tepat dalam mewujudkan beban tugas organisasinya. Disamping itu, pemimpin pendidikan harus mampu membantu anggota kelompoknya mengatasi kesulitan yang timbul. Sehingga selalu dibutuhkan kelompoknya bilamana menghadapi masalah.
b.     Percaya diri sendiri dan bersifat membership
Seorang pemimpin harus selalu yakin bahwa dengan kemampuan yang
dimilikinya, setiap beban kerjanya akan dapat diwujudkan. Keyakinan akan kemampuan yang dimiliki itu tidak berarti seorang pemimpin harus bekerja sendiri. Akan tetapi pemimpin harus mampu menjalin kerjasama  dengan orang lain didalam kelompoknya. menyakinkan anggota kelompoknya mengenai keputusannya adalah sesuatu yang terbaik  untuk dilaksanakan, dengan berpegang kepada prinsip mengutamakan kepentingan kelompok dan dengan berlandaskan pada kebenaran.
c.    Cakap bergaul dan ramah tamah
Pemimpin yang memiliki kemampuan bergaul akan mampu pula menghayati dan memahami sikap, tingkah laku, kebutuhan , kekecewaan yang timbul, harapan-harapan dan tuntutan-tuntutan anggota kelompoknya.Yang mana hal tersebut harus dibina melalui sikap yang ramah dan hormat menghormati dengan anggota kelompok  walaupun kedudukannya sekedar seorang pesuruh.
d.   Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan        berkembang menjadi lebih baik. 
Seorang pemimpin harus mampu memprakarsai suatu kegiatan secarakreatif. Selalu terdorong untuk memunculkan inisiatif baru dalam rangka mewujudkan beban kerja, sebagai pencerminan kemauannya untuk bekerja secara efektif.
e.    Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
Seorang pemimpin harus mampu mengelola kerjasama sekelompok manusia sebagai suatu organisasi, dalam pembagian suatu kerja dan penempatan personal secara tepat dan berdaya guna serta memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain dalam hubungan manusiawi yang diliputi situasi kewibawaan. 
f.     Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya.


Artinya: 
"Dari Abi Huraira r.a. berkata:…Rasulullah SAW. Bersabda: Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulahkehancurannya". (H.R. Bhukhori).
Dari hadits diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa segala urusan itu harus dijalankan dan dilaksanakan oleh orang yang sesuai daslam bidang yang dikerjakannya.  Pemimpin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di bidangnya,  akan mampu melihat ke depan dalam meningkatkan perkembangan organisasi/lembaga yang dipimpinnya.
g.    Suka menolong, memberi petunjuk dapat menghukum secara konsekuen dan bijaksana
Seorang pemimpin harus selalu berusaha membantu orang-orang yang dipimpinnya apabila menghadapi kesulitan, baik itu dalam bidang kerja maupun pribadi. Disamping itu pemimpin harus bersifat tegas dan konsekuen dalam mengatasi kekeliruan, kesalahan dan penyalahgunaan wewenang dari kalangan anggotanya.
h.     Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar
Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan emosinya dan selalu menggunakan pemikiran yang rasional dan logis dalam menghadapi masalah dan dalam mengambil keputusan, Untuk itu seorang pemimpin harus bersifat sabar, teliti  dan hati-hati dalam memutuskan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.
i.       Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
Pemimpin yang baik adalah yang selalu setia pada cita-cita organisasi yang dipimpinnya.Pengabdian lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.Sehingga tampak kesediaan berkorban dalam tingkah lakunya demi kepentingan organisasinya.
j.      Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab.
Seorang pemimpin harus berani dalam mengambil keputusan sehingga kegiatan tidak tertunda-tunda  dan setiap personal dapat mewujudkannya
dengan cara dan waktu yang tepat. Disamping itu, pemimpin dituntut mampu bertanggungjawab atas segala akibat dari keputusan yang telah dibuatnya.
k.      Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.
Kejujuran, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya harus menjiwai
dan tercermin dalam setiap gerak dan tingkah laku yang wajar.
l.       Bijaksana dan selalu berlaku adil.
Seorang pemimpin harus bijaksana dan adil dalam membagi pekerjaan dan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan perorangan atau kelompok-kelompok kecil di dalam organisasi. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan secara wajar dan tepat walaupun berbeda antara satu dengan yang lainnya.
m.  Disiplin
 Seorang pemimpin harus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menegakkan disiplin kerja, disiplin waktu dan dalam mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di dalam organisasi yang dipimpinnya.
n.    Berpengetahuan dan berpandangan luas.
 Seorang pemimpin harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan bidang kerjanya agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan kemajuan teknologi. Disamping itu seorang pemimpin juga harus mampu melihat hubungan  bidang tugasnya dengan bidang-bidang lain yang mempengaruhinya. Dengan demikian pengetahuannya akan bertambah luas.
o.     Sehat jasmani dan rohani.
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap perwujudan kepemimpinan yang efektif. Yang mana hal tersebut memungkinkan seorang pemimpin mengikuti, mengembangkan danmengawasi berbagai kegiatan organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya secara tepat, cepat dan bijaksana.

Abu Hasan mengutip Burhanuddin, persyaratan  kepribadian kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
a.    Personality, yang mana melalui sifat-sifat kepribadian tersebut, seseorang dapat memperoleh pengakuan dari orang lain sekaligus menjadi penentu bagi kepemimpinannya.
b.    Purposes, yaitu seorang Kepala Madrasah harus benar-benar memahami tujuan pendidikan itu sendiri secara jelas.
c.     Knowledge, yaitu suatu kelompok akan menaruh kepercayaan pada sang pemimpin, apabila mereka menyadari bahwa otoritas kepemimpinannya dilengkapi dengan skop pengetahuan yang luas dan mampu memberikan keputusan yang mantap..
d.   Profesional skill, yaitu Kepala Madrasah  harus memiliki ketrampilan-ketrampilan profesional yang efektif dalam fungsi-fungsi administrasi pendidikan[22].

Abu Hasan juga mengutip pendapat Thomas B. Santoso bahwa Kepala madrasah harus memiliki beberapa persyaratan untumenciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif,antara lain: 
a.    Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik
b.    Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai 
c.    Bersemangat 
d.   Cakap di dalam memberikan bimbingan 
e.    Cepat dan bijaksana di dalam mengambil keputusan 
f.     Jujur  
g.    Cerdas
h.    Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya

2.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan Pada Pemimpin Madrasah 
Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, seseorang yang menduduki profesi sebagai pemimpin pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mewarnai pola kepemimpinan Pengharapan dan perilaku atasan. Abu hasan mengutip Thomas B, Santoso sebagai berikut
a.    Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan.hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang, dan pengalamannya akan memengaruhi pilihan akan gaya.
b.    Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan memengaruhi terhadap gaya
c.    kepemimpinan
d.   Kebutuhan tugas ; setiap tugas bawahan juga akan memengaruhi gaya
e.    kepemimpinan  Iklim dan kebijakan organisasi memengaruhi harapan dan perilaku bawahan 
f.     Harapan dan perilaku rekan[23]

Hal  lain juga  abu hasan mengutip  oleh Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, sebagai berikut:
a.    Faktor-faktor legal yang berpengaruh dalam kependidikan.
b.    Kondisi sosial ekonomi dan konsep-konsep pendidikan sebagai pengaruh dalam kepemimpinan.
c.    Hakekat dan atau ciri sekolah sebagai pengaruh kepemimpinan.
d.   Kepribadian pemimpin pandidikan dan latihan-latihan sebagai faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.  Perubahan-perubahan yang terjadi dalam teori pendidikan sebagai faktor yang mempengaruhi kepemimpinan[24].

Disamping itu pula, Abu Hasan Mengutip M. Ngalim Purwanto mengemukakan adanya faktor-faktor yang pada umumnya sangat dominan mempengaruhiperilaku seorang pemimpin, diantaranya:
a.     Keahlian dan  kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin untuk menjalankan kepemimpinannya.
b.      Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksakan tugas jabatannya.
c.    sifat-sifat kepribadian pemimpin.
d.   Sifat-sifat kepribadian pengikut atau kelompok yang dipimpinnya.
e.    Sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin.


















BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
kepemimpinan dan lembaga pendidikan Islam dapat di artikan bahwa kepemimpinan lembaga pendidikn Islam dalah seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan  menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran, agar segenap kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran pada suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam.
Madrasah merupakan ism makan dari kata darasa yang berarti belajar. Karenanya, istilah madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga bisa dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan lain-lain. Adapun madrasah dalam pengertian lain adalah madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kuranya 30 % disamping mata pelajaran umum, meliputi Madrasah Ibtidaiyah setingkat dengan Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP dan Madrasah Aliyah setingkat SMA.
Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin madrasah yang baik harus memiliki:
Ø  Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
Ø  Percaya diri sendiri dan bersifat membership
Ø  Cakap bergaul dan ramah tamah
Ø  Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik
Ø  Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
Ø  Memiliki keahlian atau keterampilan di dalam bidangnya.
Ø  Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
Ø  konsekuen dan bijaksana.
Ø  Memiliki keseimbangan /kestabilan emosional dan bersifat sabar
Ø  Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
Ø  Berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab
Ø  Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya  Bijaksana dan berlaku adil
Ø  Disiplin
Ø  Berpengetahuan dan berpandangan luas
Pemimpin itu juga harus memiliki karakter ini
Ø  Personality,
Ø  Purposes,
Ø  Knowledge
Ø  Profesional skill,
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Ø Kepribadian,
Ø Karakteristik,
Ø Kebutuhan tugas ;
Ø kepemimpinan  Iklim dan kebijakan organisasi

B.  saran
Kepemimpinan merupakan paling Urgen dalam sebuah Lembaga pendidikan Islam, dengan Kepemimpinan yang tepat maka Lembaga akan tumbuh dan berkembang dalam sebuah kepemimpinan, dalam mencari pemimpin harus memenuhi kereteria-keteria sehingga kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.











DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Abu, Kepemimpinan Kepala Madrasah  Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Man  Pesanggaran Banyuwangi, Skripsi, UIN Malik Maulana Ibrahim Malang, 2010
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan  Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan,Bandung:  Yayasan Nuansa Cendekia, 2003
Mastuhu,  Pemberdayaan Sistem Pendidikan Islam, Strategi Budaya Menuju Budaya Akademik, Jakarta: Logos, 1999
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , Bandung: Remaja Rosdakarya,  2005
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam Mulia, 2011
Suprayogo, imam, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an, Malang: Aditya Media Bekerjasama Dengan UIN Malang Press, 2004
Suprayogo, Imam,  Reformulasi Visi Pendidikan Islam, Malang: Stain Press, 1999
Suwito, dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2005
Zamroni,  Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001
Zazin, Nur, Kepemimpinan dan manajemen Konflik: strategis mengelola konfli dalam inovasi organisasi dan pendidikan di Madrasah/Sekolah Yang Unggul, Jogjakarta,Absolute Media, 2010)
http://pendis.kemenag.go.id/




[1] Zamroni,  Paradigma Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001), h.94
[2]  Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya,  2005), h.4
[3] Zamroni, op.cit., h.82.
[4]Mastuhu,  Pemberdayaan Sistem Pendidikan Islam, Strategi Budaya Menuju Budaya Akademik (Jakarta: Logos, 1999), h. 34

[5] Imam Suprayogo, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an, (Malang: Aditya Media Bekerjasama Dengan UIN Malang Press, 2004) ,h. 212


[6] Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan  Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan (Bandung:  Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), h.205
[7]Ibid, h.198.
[8] Imam Suprayogo,  Reformulasi Visi Pendidikan Islam (Malang: Stain Press, 1999), h. 161
[9] Ibid.,
[10] Nur Zazin, Kepemimpinan dan manajemen Konflik: strategis mengelola konfli dalam inovasi organisasi dan pendidikan di Madrasah/Sekolah Yang Unggul ( Absolute Media, Jogjakarta, 2010), h. 15
[11] Ibid,
[12] Ibid, h. 17
[13]  Imam Suprayogo,  Op, Cit hlm. 16
[14]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Cet ke.9, h. 277.
[15] Ibid,
[16] Ibid. h. 278.
[17] Ibid
[18] Suwito dan Fauzan, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h. 214
[19] Ibid., h. 264
[20] http://pendis.kemenag.go.id/ di akses Pada pukul 10.00 wib, tanggal 20/10/14
[21] Abu Hasan, Kepemimpinan Kepala Madrasah  Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Man  Pesanggaran Banyuwangi, ( UIN Malik Maulana Ibrahim Malang, 2010), h. 14
[22] Ibid,
[23] Ibid, h, 25
[24] Ibid,

Posting Komentar

 
Top